Selasa, 17 November 2015

Resensi Novel 5 cm


Resensi Novel 5 cm


Identitas Buku:
Judul Buku                               : 5 cm
Penulis                                     : Donny Dhirgantoro
Penerbit                                   : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005 (Grasindo)
Cetakan dan Tahun Terbit        :  Cetakan Pertama: Mei 2005
                                                  Cetakan keduapuluh: Desember 2011
                                                  Cetakan ketigapuluh: Mei 2013
                                                  Cetakan ketigapuluh satu: September 2013
                                                  Cetakan ketigapuluh dua: Februari 2014
                                                  Cetakan ketigapuluh tiga: Agustus 2015
Jumlah Halaman                      : 381 Halaman
Harga                                      : Rp 58.500,00

Sinopsis Buku
Novel ini menceritakan tentang perjalanan 5 orang sahabat yakni Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Mereka yang pada dasarnya adalah anak baik-baik yang suka film, musik, chatting, ngobrol, suka nyela Primus, dan suka khilaf. Semuanya suka film, mulai dari film Hollywood, film-film Indonesia. Mereka nggak suka sama film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia pasti ada jalan keluarnya, hanya jalan keluarnya itu bukan dengan joget. Satu lagi film yang mereka nggak suka yaitu film-film silat karena tak satu pun di antara mereka yang bisa olahraga bela diri. Karena mereka percaya bahwa pembelaan diri yang paling ampuh di dunia adalah dengan ngeles dan bilang “maaf saya lagi khilaf..”
Lima orang sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah:
Arial sosok yang paling ganteng di antara mereka. Badannya gede dan kulitnya hitam, ke mana-mana selalu pakai sepatu basket. Tinggi dan gede, pokoknya sporty deh. Arial orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena cuma dia yang bisa tenang, pembawaannya banyak senyum dan jarang khilaf.
Riani merupakan satu-satunya wanita di kelompok itu. Riani pakai kacamata, cantik, cerdas, dan seorang N-ACH (Needs of Achievement) sejati. Riani adalah seorang aktivis kampus. Siapa saja dan apa saja di debatnya, soalnya dia banyak baca dan banyak belajar.
Zafran merupakan seorang penyair yang selalu bimbang. Zafran adalah orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang, agak saklek tapi kocak kalau dia udah ketemu sama Riani. Badan zafran kurus dengan potongan rambut yang gondrong samping dan depan aja.
Ian salah satu dari mereka yang memiliki postur badan yang bengkak. Ian salah satu penganut sekte 4-4-2 yang sangat fanatik. Apa saja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktu buat bola, tapi anehnya dia gak pernah diajak main bola karena dia memang nggak bisa main bola. Dia juga penggemar Happy Salma.
Genta selalu dianggap oleh teman-temannya sebagai “The Leader”. Genta hampir sama persis dengan Riani. Genta merupakan aktivis kampus, dengan badan agak gede dan rambut agak lurus berjambul, dia juga berkacamata tapi kacamatanya jarang dipakai, dia juga seorang asisten dosen favorit di kampus. Tidak ada yang tahu bahwa Genta adalah fans berat Riani.
Lima orang sahabat ini sudah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah sahabat yang kompak, memiliki obsesi dan impian masing-masing, mereka selalu pergi bersama dan ketemu setiap saat. Suatu ketika mereka merasa jenuh dengan aktivitas yang mereka lakukan bersama. Sehingga mereka memutuskan untuk tidak ketemuan, tidak nongkrong bareng, tidak kemana-mana bareng, dan tidak berkomunikasi dulu selama tiga bulan dan akan bertemu kembali tanggal 14 Agustus. Tanggal 7 Agustus nanti Genta akan kasih tau Planningnya lewat SMS di mana mereka akan bertemu untuk merayakan pertemuan mereka setelah tiga bulan.
Waktu berjalan begitu cepat. Genta sibuk dengan Event Organizernya dan kesuksesan dalam menjalankan usahanya itu tercapai. Ian yang udah putusin skripsinya mau PDKT lagi sama skripsinya. Hingga akhirnya dia lulus dengan usaha dan kerja keras yang begitu panjang dan melelahkan. Arial yang akhirnya bisa menemukan gadis pujaan hatinya. Riani yang dalam satu bulan magangnya dia sudah bisa pegang liputan. Semua bayang-bayang wajah sahabatnya sangat mereka kangenin pada waktu itu.
Seperti yang sudah Genta bilang bahwa tanggal 07 Agustus nanti dia akan kasih planning melalui SMS yang isinya:
Selamat pagi semuanya gw kangeeeeen banget sama kalian semua, sumpah! Tanggal 14 Agustus nanti kita ketemu di stasiun kereta api senen jam 2 siang. Terus kalau ada acara dari tanggal 14-20 Agustus lo batalin dulu yaa. Please... ini yang harus di bawa kalau gak ada minjem ya kan ada waktu seminggu: Carrier, baju anget yang banyak, senter dan batere, makanan dan snack buat 4 hari, kacamata item, betadine, obat, sendal sepatu. Kalau bisa mulai hari ini olahraga kecil-kecilan, apalagi buat Ian. Gitu aja ya. Sampai ketemu di stasiun senen jam 2. Genta yang lagi kangen.
Send to many. Sending....
Betapa bahagianya mereka ketika mendapat SMS dari Genta yang artinya seminggu lagi mereka akan bertemu, melepaskan segala rasa kangen yang mereka rasakan saat itu. Tanggal 14 Agustus tiba. Power rangers ini sudah bertemu di stasiun senen. Rasa kangen mereka lepaskan pada saat itu. Tidak hanya Arial, Riani, Zarfan, Ian, dan Genta yang ingin merayakan pertemuannya itu tapi Arinda yang merupakan saudara kembar Arial juga ikut bersama mereka merayakan pertemuannya dengan sahabatnya. Setelah semuanya kumpul Riani tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan yang dari tadi udah di tunggu-tunggu. “Kita sebenarnya mau kemana sih?”
Di dalam kereta ekonomi MATARMAJA Genta menatap tajam ke teman-temannya ”kalau kita nanti sampai di puncaknya, berarti kita berada di tanah paling tinggi di Pulau Jawa.”
“Nama puncaknya apa, Ta?
“Mahameru”
Kereta ekonomi MATARMAJA sudah tiba di Stasiun Malang. Mereka mencarter sebuah angkot yang mengantarkan mereka sampai Tumpang. Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jip. Hampir sekitar  sepuluh sampai lima belas orang bisa muat berdiri berdesakan dalam jip, bahkan kadang-kadang ada yang harus duduk di atas atap depan jip. Selama dalam perjalanan mereka disuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya. Siapa saja yang melihatnya pada waktu itu pasti akan terkagum-kagum dengan keindahannya.
Jip yang mengantarkan mereka dengan pendaki lainnya sudah sampai di Ranu Pane. Ranu Pane merupakan base camp awal pendakian mahameru. Arial dan Genta memasang tenda untuk tempat mereka bermalam nanti. Riani dan Dinda masak air panas untuk bikin kopi sama teh. Ian sama Zafran coba cari sesuatu yang bisa di bakar, seperti ranting-ranting kecil atau sampah kering.
Mereka memulai perjalanan menuju Mahameru pukul lima pagi dari Ranu Pane. Mahameru perlahan seperti muncul di antara kabut pagi dan langit biru. Angin dingin pagi dan sejuk, menerpa mereka sampai kedalam dada. Mereka berhenti sebentar di tempat tadi malam melepas Deniek. Serentak mereka memandang ke atas puncak Mahameru dan memicingkan mata, lalu membentuk lingkaran-tertunduk dan berdo’a.
Mereka menempuh perjalanan untuk sampai ke Mahameru memerlukan waktu yang lumayan lama. Berbagai macam rintangan mereka hadapi untuk sampai ke puncak Mahameru. Hanya beberapa langkah lagi mereka sampai di puncak. Genta tersenyum lepas. Semuanya memandang satu sama lain. Setengah berlari mereka bergandengan memasuki jalur akhir pendakian yang tinggal sepuluh meter lagi.
Tujuh meter....
Lima meter.....
Tiga meter....
“Dan... kita di Mahameru...”
Ke enam anak manusia itu seperti melayang ketika mereka menjejakkan kaki di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Masih dengan bergandengan tangan mereka berputar-putar di puncak Mahameru. Mata mereka seakan tidak mau terpejam menikmati pemandangan yang begitu luar biasa. Sepilas bayang-bayang perjalanan mereka lewat satu-satu di depan mata mereka. Matarmaja, Lempuyangan, hutan jati antara Madiun dan Nganjuk, Angkot Mas Gembul, perjalanan di ajas jip menyapa Bromo dan padang pasirnya, Ranu Pane, keajaiban hati yang mereka tinggalkan di Ranu Kumbolo, padang ilalang, edelweis, Kalimati, Arcopodo, surat dari Deniek untuk Adrian, Arial yang nggak kenal menyerah, hujan batu, Dinda dan Ian yang tergeletak, teriakan Zafran yang membelah langit memanggil nama Ian. Tidak terasa mata mereka berkaca-kaca. Keyakinan dan tekad mereka telah mengalahkan segalanya.
Di puncak Mahameru para pendaki tampak berbaris teratur. Di depan barisan tertancap tiang bendera bambu yang berdiri tinggi sendiri dengan latar belakang kepulan asap Mahameru dan langit biru. Tiga orang pendaki tampak berbaris, mendekati tiang bendera. Suara tali yang menggerek bendera di tiang bambu itu terdengar jelas. Hingga akhirnya Sang Dwi Warna melebar gagah terbentang. Seluruh pendaki serentak memberi hormat dalam keheningan, suara gesekan pakaian mereka saat memberi gerakan menghormat terdengar serempak.
Indonesia Raya berkumandang di puncak Mahameru.



Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan Novel 5 cm:
Ceritanya sangat menarik, menggunakan bahasa yang mudah di mengerti, alur cerita yang tidak membosankan sehingga para pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman terakhir. Pesan moral yang di sampaikan di dalam novel 5 cm sangat baik, sehingga memotivasi para pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuatnya menjadi nyata.
Novel 5 cm ini penuh dengan dialog-dialog yang filosofis dan berisi kisah-kisah yang menginspirasi. Ide dalam membuat novel ini cukup menarik yakni tentang persahabatan, impian, harapan dan cita-cita.
Penulis juga sepertinya punya pengetahuan yang luas tentang lirik lagu, film, artis-artis Hollywood, sampai ke filsafat-filsafat Yunani Kuno, dan orang terkenal lainnya (Plato, Socrates, Einstein, dan lainnya). Satu hal yang menarik ketika si Ian berbicara dengan komputernya untuk memaksakan diri menulis skripsi. Penulis benar-benar hebat bisa membuat suasana hidup dan seolah komputer itu menjadi sebuah makhluk yang benar-benar hidup. Kehebatan penulis juga terlihat sekali saat menggambarkan dengan detail perjalanan dari Jakarta (stasiun Senen) hingga sampai puncak Mahameru.

Kekurangan Novel 5 cm:
Cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antar sahabat tersebut di tambah dengan keturunan mereka masing-masing yang begitu mewarisi sifat-sifat orang tuanya dan anak dari masing-masing sahabat ini berumuran sebaya. Bahkan sempat mengungkit-ungkit kebobrokan negeri sendiri. Tapi untungnya di akhir cerita penulis menemukan penekanan yang pas untuk alasan kenapa kita cinta Indonesia.

Penilaian dan Kesimpulan
Penilaian
Penilaian saya mengenai novel 5 cm merupakan novel yang benar-benar khas anak muda. Ceritanya keren, kocak, seru, dan menyentuh. Pesan moral juga telah di sisipkan penulis dengan cerdas pada bagian Sembilan 5 cm. Banyak kalimat-kalimat motivasi bertebaran di dalamnya. Seperti yang nampak pada cover awal novel, 5 cm merupakan Buku Indonesia Sepanjang Masa J

Kesimpulan
Jadi kesimpulannya, kalau kita yakin sama sesuatu, kita cuma harus percaya, terus berusaha bangkit dari kegagalan, jangan pernah menyerah dan taruh keyakinan itu di sini (letakkan telunjuk di depan kening), taruh mimpi itu di sini (letakkan telunjuk di depan kening), juga keinginan dan cita-cita kamu. Semua keyakinan, keinginan, dan harapan kamu taruh di sini (letakkan telunjuk di depan kening) jangan menempel di kening.
Biarkan dia menggantung…
Mengambang….
5 cm di depan kening kamu.
Jadi dia tidak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dah percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu tidak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lama lebih dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdo’a.
Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan di kenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang yang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seseorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun. Dan kamu tidak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya. Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.

Sumber:
Novel 5 cm

1 komentar: