Selasa, 17 November 2015

Resensi Novel 5 cm


Resensi Novel 5 cm


Identitas Buku:
Judul Buku                               : 5 cm
Penulis                                     : Donny Dhirgantoro
Penerbit                                   : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005 (Grasindo)
Cetakan dan Tahun Terbit        :  Cetakan Pertama: Mei 2005
                                                  Cetakan keduapuluh: Desember 2011
                                                  Cetakan ketigapuluh: Mei 2013
                                                  Cetakan ketigapuluh satu: September 2013
                                                  Cetakan ketigapuluh dua: Februari 2014
                                                  Cetakan ketigapuluh tiga: Agustus 2015
Jumlah Halaman                      : 381 Halaman
Harga                                      : Rp 58.500,00

Sinopsis Buku
Novel ini menceritakan tentang perjalanan 5 orang sahabat yakni Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Mereka yang pada dasarnya adalah anak baik-baik yang suka film, musik, chatting, ngobrol, suka nyela Primus, dan suka khilaf. Semuanya suka film, mulai dari film Hollywood, film-film Indonesia. Mereka nggak suka sama film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia pasti ada jalan keluarnya, hanya jalan keluarnya itu bukan dengan joget. Satu lagi film yang mereka nggak suka yaitu film-film silat karena tak satu pun di antara mereka yang bisa olahraga bela diri. Karena mereka percaya bahwa pembelaan diri yang paling ampuh di dunia adalah dengan ngeles dan bilang “maaf saya lagi khilaf..”
Lima orang sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah:
Arial sosok yang paling ganteng di antara mereka. Badannya gede dan kulitnya hitam, ke mana-mana selalu pakai sepatu basket. Tinggi dan gede, pokoknya sporty deh. Arial orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena cuma dia yang bisa tenang, pembawaannya banyak senyum dan jarang khilaf.
Riani merupakan satu-satunya wanita di kelompok itu. Riani pakai kacamata, cantik, cerdas, dan seorang N-ACH (Needs of Achievement) sejati. Riani adalah seorang aktivis kampus. Siapa saja dan apa saja di debatnya, soalnya dia banyak baca dan banyak belajar.
Zafran merupakan seorang penyair yang selalu bimbang. Zafran adalah orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang, agak saklek tapi kocak kalau dia udah ketemu sama Riani. Badan zafran kurus dengan potongan rambut yang gondrong samping dan depan aja.
Ian salah satu dari mereka yang memiliki postur badan yang bengkak. Ian salah satu penganut sekte 4-4-2 yang sangat fanatik. Apa saja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktu buat bola, tapi anehnya dia gak pernah diajak main bola karena dia memang nggak bisa main bola. Dia juga penggemar Happy Salma.
Genta selalu dianggap oleh teman-temannya sebagai “The Leader”. Genta hampir sama persis dengan Riani. Genta merupakan aktivis kampus, dengan badan agak gede dan rambut agak lurus berjambul, dia juga berkacamata tapi kacamatanya jarang dipakai, dia juga seorang asisten dosen favorit di kampus. Tidak ada yang tahu bahwa Genta adalah fans berat Riani.
Lima orang sahabat ini sudah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah sahabat yang kompak, memiliki obsesi dan impian masing-masing, mereka selalu pergi bersama dan ketemu setiap saat. Suatu ketika mereka merasa jenuh dengan aktivitas yang mereka lakukan bersama. Sehingga mereka memutuskan untuk tidak ketemuan, tidak nongkrong bareng, tidak kemana-mana bareng, dan tidak berkomunikasi dulu selama tiga bulan dan akan bertemu kembali tanggal 14 Agustus. Tanggal 7 Agustus nanti Genta akan kasih tau Planningnya lewat SMS di mana mereka akan bertemu untuk merayakan pertemuan mereka setelah tiga bulan.
Waktu berjalan begitu cepat. Genta sibuk dengan Event Organizernya dan kesuksesan dalam menjalankan usahanya itu tercapai. Ian yang udah putusin skripsinya mau PDKT lagi sama skripsinya. Hingga akhirnya dia lulus dengan usaha dan kerja keras yang begitu panjang dan melelahkan. Arial yang akhirnya bisa menemukan gadis pujaan hatinya. Riani yang dalam satu bulan magangnya dia sudah bisa pegang liputan. Semua bayang-bayang wajah sahabatnya sangat mereka kangenin pada waktu itu.
Seperti yang sudah Genta bilang bahwa tanggal 07 Agustus nanti dia akan kasih planning melalui SMS yang isinya:
Selamat pagi semuanya gw kangeeeeen banget sama kalian semua, sumpah! Tanggal 14 Agustus nanti kita ketemu di stasiun kereta api senen jam 2 siang. Terus kalau ada acara dari tanggal 14-20 Agustus lo batalin dulu yaa. Please... ini yang harus di bawa kalau gak ada minjem ya kan ada waktu seminggu: Carrier, baju anget yang banyak, senter dan batere, makanan dan snack buat 4 hari, kacamata item, betadine, obat, sendal sepatu. Kalau bisa mulai hari ini olahraga kecil-kecilan, apalagi buat Ian. Gitu aja ya. Sampai ketemu di stasiun senen jam 2. Genta yang lagi kangen.
Send to many. Sending....
Betapa bahagianya mereka ketika mendapat SMS dari Genta yang artinya seminggu lagi mereka akan bertemu, melepaskan segala rasa kangen yang mereka rasakan saat itu. Tanggal 14 Agustus tiba. Power rangers ini sudah bertemu di stasiun senen. Rasa kangen mereka lepaskan pada saat itu. Tidak hanya Arial, Riani, Zarfan, Ian, dan Genta yang ingin merayakan pertemuannya itu tapi Arinda yang merupakan saudara kembar Arial juga ikut bersama mereka merayakan pertemuannya dengan sahabatnya. Setelah semuanya kumpul Riani tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan yang dari tadi udah di tunggu-tunggu. “Kita sebenarnya mau kemana sih?”
Di dalam kereta ekonomi MATARMAJA Genta menatap tajam ke teman-temannya ”kalau kita nanti sampai di puncaknya, berarti kita berada di tanah paling tinggi di Pulau Jawa.”
“Nama puncaknya apa, Ta?
“Mahameru”
Kereta ekonomi MATARMAJA sudah tiba di Stasiun Malang. Mereka mencarter sebuah angkot yang mengantarkan mereka sampai Tumpang. Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jip. Hampir sekitar  sepuluh sampai lima belas orang bisa muat berdiri berdesakan dalam jip, bahkan kadang-kadang ada yang harus duduk di atas atap depan jip. Selama dalam perjalanan mereka disuguhkan pemandangan yang luar biasa indahnya. Siapa saja yang melihatnya pada waktu itu pasti akan terkagum-kagum dengan keindahannya.
Jip yang mengantarkan mereka dengan pendaki lainnya sudah sampai di Ranu Pane. Ranu Pane merupakan base camp awal pendakian mahameru. Arial dan Genta memasang tenda untuk tempat mereka bermalam nanti. Riani dan Dinda masak air panas untuk bikin kopi sama teh. Ian sama Zafran coba cari sesuatu yang bisa di bakar, seperti ranting-ranting kecil atau sampah kering.
Mereka memulai perjalanan menuju Mahameru pukul lima pagi dari Ranu Pane. Mahameru perlahan seperti muncul di antara kabut pagi dan langit biru. Angin dingin pagi dan sejuk, menerpa mereka sampai kedalam dada. Mereka berhenti sebentar di tempat tadi malam melepas Deniek. Serentak mereka memandang ke atas puncak Mahameru dan memicingkan mata, lalu membentuk lingkaran-tertunduk dan berdo’a.
Mereka menempuh perjalanan untuk sampai ke Mahameru memerlukan waktu yang lumayan lama. Berbagai macam rintangan mereka hadapi untuk sampai ke puncak Mahameru. Hanya beberapa langkah lagi mereka sampai di puncak. Genta tersenyum lepas. Semuanya memandang satu sama lain. Setengah berlari mereka bergandengan memasuki jalur akhir pendakian yang tinggal sepuluh meter lagi.
Tujuh meter....
Lima meter.....
Tiga meter....
“Dan... kita di Mahameru...”
Ke enam anak manusia itu seperti melayang ketika mereka menjejakkan kaki di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Masih dengan bergandengan tangan mereka berputar-putar di puncak Mahameru. Mata mereka seakan tidak mau terpejam menikmati pemandangan yang begitu luar biasa. Sepilas bayang-bayang perjalanan mereka lewat satu-satu di depan mata mereka. Matarmaja, Lempuyangan, hutan jati antara Madiun dan Nganjuk, Angkot Mas Gembul, perjalanan di ajas jip menyapa Bromo dan padang pasirnya, Ranu Pane, keajaiban hati yang mereka tinggalkan di Ranu Kumbolo, padang ilalang, edelweis, Kalimati, Arcopodo, surat dari Deniek untuk Adrian, Arial yang nggak kenal menyerah, hujan batu, Dinda dan Ian yang tergeletak, teriakan Zafran yang membelah langit memanggil nama Ian. Tidak terasa mata mereka berkaca-kaca. Keyakinan dan tekad mereka telah mengalahkan segalanya.
Di puncak Mahameru para pendaki tampak berbaris teratur. Di depan barisan tertancap tiang bendera bambu yang berdiri tinggi sendiri dengan latar belakang kepulan asap Mahameru dan langit biru. Tiga orang pendaki tampak berbaris, mendekati tiang bendera. Suara tali yang menggerek bendera di tiang bambu itu terdengar jelas. Hingga akhirnya Sang Dwi Warna melebar gagah terbentang. Seluruh pendaki serentak memberi hormat dalam keheningan, suara gesekan pakaian mereka saat memberi gerakan menghormat terdengar serempak.
Indonesia Raya berkumandang di puncak Mahameru.



Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan Novel 5 cm:
Ceritanya sangat menarik, menggunakan bahasa yang mudah di mengerti, alur cerita yang tidak membosankan sehingga para pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman terakhir. Pesan moral yang di sampaikan di dalam novel 5 cm sangat baik, sehingga memotivasi para pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuatnya menjadi nyata.
Novel 5 cm ini penuh dengan dialog-dialog yang filosofis dan berisi kisah-kisah yang menginspirasi. Ide dalam membuat novel ini cukup menarik yakni tentang persahabatan, impian, harapan dan cita-cita.
Penulis juga sepertinya punya pengetahuan yang luas tentang lirik lagu, film, artis-artis Hollywood, sampai ke filsafat-filsafat Yunani Kuno, dan orang terkenal lainnya (Plato, Socrates, Einstein, dan lainnya). Satu hal yang menarik ketika si Ian berbicara dengan komputernya untuk memaksakan diri menulis skripsi. Penulis benar-benar hebat bisa membuat suasana hidup dan seolah komputer itu menjadi sebuah makhluk yang benar-benar hidup. Kehebatan penulis juga terlihat sekali saat menggambarkan dengan detail perjalanan dari Jakarta (stasiun Senen) hingga sampai puncak Mahameru.

Kekurangan Novel 5 cm:
Cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antar sahabat tersebut di tambah dengan keturunan mereka masing-masing yang begitu mewarisi sifat-sifat orang tuanya dan anak dari masing-masing sahabat ini berumuran sebaya. Bahkan sempat mengungkit-ungkit kebobrokan negeri sendiri. Tapi untungnya di akhir cerita penulis menemukan penekanan yang pas untuk alasan kenapa kita cinta Indonesia.

Penilaian dan Kesimpulan
Penilaian
Penilaian saya mengenai novel 5 cm merupakan novel yang benar-benar khas anak muda. Ceritanya keren, kocak, seru, dan menyentuh. Pesan moral juga telah di sisipkan penulis dengan cerdas pada bagian Sembilan 5 cm. Banyak kalimat-kalimat motivasi bertebaran di dalamnya. Seperti yang nampak pada cover awal novel, 5 cm merupakan Buku Indonesia Sepanjang Masa J

Kesimpulan
Jadi kesimpulannya, kalau kita yakin sama sesuatu, kita cuma harus percaya, terus berusaha bangkit dari kegagalan, jangan pernah menyerah dan taruh keyakinan itu di sini (letakkan telunjuk di depan kening), taruh mimpi itu di sini (letakkan telunjuk di depan kening), juga keinginan dan cita-cita kamu. Semua keyakinan, keinginan, dan harapan kamu taruh di sini (letakkan telunjuk di depan kening) jangan menempel di kening.
Biarkan dia menggantung…
Mengambang….
5 cm di depan kening kamu.
Jadi dia tidak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dah percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu tidak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri.
Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lama lebih dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdo’a.
Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan di kenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang yang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seseorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapa pun. Dan kamu tidak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya. Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.

Sumber:
Novel 5 cm

Menjadi Bagian Keluarga Labamen


Menjadi Bagian Keluarga Laboratorium Akuntansi Menengah
Selesainya praktikum mata kuliah Perangkat Lunak Akuntansi 2 tepatnya semester 4 yang lalu, Kak Dian yang menjadi KP kelas saya pada saat praktikum tersebut memberitahukan kepada kami, bahwa Laboratorium Akuntansi Menengah atau yang di singkat dengan LABAMEN sedang mengadakan Open Recuitment untuk menjadi Asisten Laboratorium dan Programmer. Kak dian juga memberitahukan persyaratan untuk menjadi Asisten Laboratorium dan Programmer.
Ketika sudah melihat persyaratan apa saja yang diperlukan untuk menjadi Aslab pada mading Labamen, saya dan beberapa teman lainnya berniat untuk mendaftarkan diri menjadi Aslab Labamen. Persyaratan menjadi Aslab Labamen sudah kami siapkan dalam satu map cokelat bertali. Adapun persyaratannya itu terdiri dari Surat Lamaran, CV, Print Rangkuman nilai semester 3, KRS aktif semester 4, Foto Kopi KTP, dan Foto 3 x 4 berwarna kalau tidak salah sebanyak 2 lembar. Semua persyaratan tersebut dimasukkan kedalam map cokelat bertali dan di berikan langsung ke Laboratorium Akuntansi Menengah. Saat lamaran sudah diberikan, hari itu juga sama Kak Dana langsung di periksa lagi kelengkapan berkas-berkasnya dan kami di minta untuk menulis nomor telepon yang bisa dihubungi beserta dengan nama dan kelasnya di atas kanan map cokelat masing-masing lamaran.
Tanggal 04 Agustus 2015 sekitar pukul 16.42 saya menerima sebuah pesan singkat entah siapa yang mengirim namun isi dari pesan singkat itu “Bagi calon asisten Lab Akuntansi Menengah di harapkan untuk mengikuti tahap seleksi 1 (tes tertulis dan tes tutorial) pada tanggal 19 Agustus 2015 jam 09.00 di ruang E545 dengan menggunakan pakaian praktikum. Untuk tahap seleksi 1 pelajari materi AKM dan PLA. Diharapkan untuk datang 30 menit sebelum tes dilaksanakan. Terimakasih”. Senang campur deg-degan saat mendapat pesan singkat dari salah satu aslab Labamen itu. Oh iya, saya mendaftar sebagai Aslab Labamen bareng-bareng dengan teman sekelas, yaitu Yuni, Malla, Icha, dan Muas. Tapi Yuni, Malla dan Icha udah diterima jadi Aslab Labala L
Beberapa hari sebelum hari H mengikuti tes tertulis dan tes tutorial, saya mengulangi lagi materi-materi yang akan di jadikan bahan untuk tes tertulis dan memilih salah satu dari materi tersebut yang akan saya jadikan bahan untuk tes tutorial.
Hari yang saya tunggu untuk mengikuti tes tertulis dan tes tutorial sudah tiba. Niat, keyakinan serta tekad yang bulat sudah saya genggam erat-erat. Do’a dan Restu dari kedua orangtua juga sudah saya kantongi. Saya naiki satu persatu anak tangga di Gedung 5 Kampus E hingga sampai di lantai 4. Sesampainya saya di lantai 4, ternyata sudah banyak calon Aslab yang sudah datang dan menunggu di koridor Lab Akuntansi Menengah. Di sepanjang koridor Lab Akuntansi Menengah sudah di padati oleh calon Aslab dari Region Depok, Salemba, Cengkareng, Karawaci, dan Kalimalang. Di sana saya bertemu dengan teman sekelas tingkat satu yaitu Halidah. Pada saat itu dia datang bersama dengan Dewi dan Laenda. Disana kami belajar bersama, mengulang dan memahami lagi setiap materi. Tidak lama seorang Kakak Aslab Labamen memberitahukan bahwa untuk tes tertulis di bagi menjadi dua sesi. Saya pada saat itu mendapat sesi pertama untuk tes tertulis dan teman saya mendapat sesi kedua untuk tes tertulis.
Kalau di bilang deg-degan waktu mengikuti tes tertulis sudah pasti deg-degan. Tapi saya yakin kalau saya bisa mentaklukan soal tes tertulis tersebut. Soal tes tertulis sudah di pegang oleh masing-masing calon Aslab. Saat saya membuka soal, ternyata soalnya berupa Essay bukan Pilihan Ganda. Soal Essay yang saya dapat yaitu Kepanjangan dari MYOB, Langkah-langkah membuat daftar Aktiva Tetap dalam Software Zahir, dan yang terakhir soal kasus Rekonsiliasi. Alhamdulillah saya mengerjakan ketiga soal tersebut dengan lancar. Setelah semua calon Aslab mengikuti tes tertulis, tidak lama kemudian kakak Aslab Labamen menempelkan sebuah kertas pada mading Labamen yang berisi nama-nama yang lolos tes tertulis dan berlanjut ke tes tutorial. Alhamdulillah saya dan ketiga teman saya lolos tes tertulis.
Tes selanjutnya yaitu tes tutorial. Satu persatu nama calon Aslab dipanggil untuk mengikuti tes tutorial. Ekspresi mereka setelah mengikuti tes tutorial juga bermacam-macam. Ada yang datar, senyum-senyum, ketawa-ketawa, sedikit tegang atau mungkin masih nervous, ada juga yang setelah tes tutorial keluar Lab langsung menjerit histeris gitu sama teman-temannya. Sekarang giliran saya yang mengikuti tes tutorial. Sambil menunggu teman saya yang sedang tes tutorial, di dalam Lab saya di wawancara terlebih dahulu oleh Kakak Aslabnya. Pertanyaan yang di lontarkan seperti kalau nanti udah jadi Aslab, terus pulang malem siap gak? Kalau nanti tiba-tiba ada dinas kamu sampai di kampus D jam 6 bisa? Kamu daftar jadi Aslab bilang sama orangtua? Ikut kegiatan organisasi di kampus apa? Dari kelas kamu yang daftar Aslab Labamen berapa orang? Kalau nanti kamu diterima, kamu bisa bersosialisai sama teman-teman yang lain tidak? Motivasi kamu untuk daftar Aslab apa?
Setelah saya menjawab semua pertanyaan dari Kakak Aslab tiba waktunya untuk saya tes tutorial. Setelah saya mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada semua Kakak Aslabnya, saya ditanya oleh salah seorang dari mereka “mau menjelaskan materi apa?” dengan mantap saya langsung menjawab “saya ingin menjelaskan materi mengenai MYOB”. Kakak yang ada di komputer yang terkoneksi dengan proyektor langsung membuka software MYOB. Dari sana saya di beri pertanyaan mengenai perbedaan antara software MYOB, Zahir, dan DEA. Fungsi menu tampilan awal MYOB, dan lain sebagainya. Selesai mengikuti tes tutorial saya di beritahu bahwa hasilnya akan di umumkan di Blog salah satu Aslab Labamen pukul 21.00.
Malam hari pukul 20.30 saya udah stay di depan laptop dan membuka nama blog yang di kasih tau tadi. Tidak lama saya membuka blognya ternyata pengumuman yang lolos tes tutorial sudah ada. Saya membuka pengumuman tersebut dengan rasa penasaran campur deg-degan. Syukur alhamdulillah saya lolos lagi dalam tes tutorial bersama dengan ketiga teman saya Halidah, Dewi, dan Laenda. Tidak hanya pengumuman yang lolos tes tutorial, di bawahnya terdapat Notes bagi nama yang tercantum di atas lolos ke tahap terakhir yaitu interview dengan staff yang akan dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2015 pukul 09.00 WIB di ruang Staff Lab Akuntansi E429. Menggunakan pakaian praktikum dan datang 30 menit sebelum interview dilaksanakan.
Ke esokan harinya saya bersama teman-teman lainnya sudah berada di koridor E429. Disana juga sudah terdapat beberapa Kakak Aslab Labamen yang sedang sibuk dengan berkas lamaran masing-masing calon Aslab. Tidak lama kemudian, interview dengan staff dimulai. Kakak Aslab Labamen memanggil beberapa nama untuk mengikuti interview dengan staff secara bergantian. Selang beberapa nama calon Aslab yang dipanggil untuk interview sekarang giliran nama saya yang dipanggil untuk interview dengan staff. Saat berjalan memasuki ruangan interview dengan staff saya berdo’a terlebih dahulu agar tidak grogi saat di interview nanti. Saya pada saat itu di interview dengan Ibu Erna Kustyarini. Dosen yang pernah mengajar mata kuliah softskill Ekonomi Koperasi semester 3 dan sekarang sedang mengajar mata kuliah Perpajakan di semester 5 di kelas saya. Pada saat interview Ibu Erna menanyakan kesanggupan kita sebagai Aslab. Kesanggupan apabila sewaktu-waktu kita di transfer ke Salamba, Cengkareng, Karawaci, dan Kalimalang serta kepribadian kita. Tidak hanya itu, Ibu Erna juga memotivasi saya apabila saya gagal menjadi Aslab Labamen untuk jangan menyerah dan mencoba melamar kembali ke Lab-Lab Akuntansi lainnya.
Kira-kira sekitar sepuluh menit saya di interview dengan staff. Seperti biasa Kakak Aslab memberitahukan bahwa pengumuman yang lolos interview akan di tempel di mading Labamen setelah adzan dzuhur. Lumayan lama saya menunggu pengumuman tersebut, akhirnya salah seorang Kakak Aslab Labamen membawa beberapa kertas dan menempelkannya di mading. Kakak Aslab juga memberitahukan bahwa yang lolos interview nanti kumpul di Lab. Akuntansi Menengah pukul 13.00. Kami semua berbondong-bondong melihat pengumuman yang lolos. Alhamdulillah saya lolos interview dengan staff. Ketiga teman saya juga lolos interview dengan staff. Tapi saya juga sedih ada yang gugur pada saat interview dengan staff L
Pukul 13.00 kami semua yang lolos interview sudah berada di dalam Lab. Akuntansi Menengah. Kakak Aslab Labamen mengucapkan Selamat datang di Lab. Akuntansi Menengah dan Selamat sudah lolos menjadi Aslab Labamen Tahun 2015 kepada kami semua. Kakak Aslab yang ada di Lab baris di depan dan memperkenalkan diri masing-masing di sertai dengan regionnya. Disana juga diberitahukan bahwa kami mulai training tanggal 16 September 2015. Kami juga diminta mengirim foto ukuran 3 x 4 berwarna biru untuk ID Card ke salah satu E-Mail Kakak Aslab. Tidak hanya itu kami juga diminta untuk membuka rekening DKI dan memfoto kopi lembar awal buku tabungan yang dikumpulkan nanti saat training. Setelah kami semua menyimak segala arahan dari Kakak Aslab, kami diperbolehkan untuk pulang.
Setelah saya gagal mencoba menjadi Aslab Mamen dan Aslab Labala Alhamdulillah setelah mengikuti beberapa tahap tes menjadi Aslab, saya berhasil menjadi Aslab Labamen. Semangat yang tidak ada padamnya mampu membawa saya menjadi Aslab Labamen. Dari sana saya memperoleh suasana baru, kegiatan baru, teman-teman baru, keluarga baru, serta tambahan berbagai macam ilmu.

Terimakasih Labamen J
  
Sumber:
Pengalaman Pribadi

Membuat Layang-layang


Membuat dan Bermain Layang-layang

Ku ambil buluh sebatang
Ku potong sama panjang
Ku raut dan ku timbang dengan benang
Ku jadikan layang-layang
Bermain.... berlari...
Bermain layang-layang
Bermain ku bawa ketanah lapang
Hati gembira dan riang...

Apakah kalian pernah mendengar lagu tersebut? Atau jangan-jangan kalian bacanya malah sambil nyanyi? Ayo ngakuu aja hahaha
Di atas tadi merupakan sebuah lagu layang-layang. Lagu anak-anak yang dulu pernah populer. Di antara kalian dulu sewaktu kecil pernah merasakan bermain layang-layang, bukan? Saya dan adik saya juga senang bermain layang-layang yang dibuatkan oleh papa. Waktu lagi musim layangan, hampir setiap sore saya dan adik saya bermain layangan. Tidak hanya saya dan adik saya, anak-anak kecil maupun orang dewasa juga ikut bermain layangan. Nah, bentuk layang-layang juga bermacam-macam nih. Mulai dari bentuk sederhana yang bentuknya segi empat, bentuk ikan dan naga, serta masih banyak lagi bentuk layang-layang yang lain.
Bentuk layangan segi empat ternyata membuatnya nggak sulit loh. Bahkan cenderung mudah dan simple. Berikut ini ada langkah –langkah yang dapat kamu ikuti untuk membuat layang-layang.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat layangan segi empat:
1.      1 potong bambu tipis dengan lebar kurang lebih 1 cm dan panjang kurang lebih 80 cm.
2.      1 potong bambu tipis dengan lebar kurang lebih 1 cm  dan panjang kurang lebih  40 cm.
3.      Kertas minyak dengan ukuran sesuai dengan ukuran bambu.
4.      Spidol
5.      Pita gulungan agak tebal
6.      Isolasi
7.      Gunting
8.      Penggaris panjang

Cara membuat
1.      Letakkan kedua bambu secara menyilang dengan titik pertemuan pada 1/3 dari bambu yang paling panjang.
2.      Rekatkan kedua bambu tersebut dengan menggunakan tali atau benang.
3.      Ikat dan hubungan ke empat ujung bambu dengan tali atau benang hingga membentuk wajik.
4.      Rangka layang-layang selesai, lalu letakkan rangka layang-layang tersebut diatas kertas.
5.      Tandai kertas tersebut dengan spidol sehingga mengikuti bentuk rangka layangan.
6.      Tambahkan ekstra 2,5 cm untuk garis potongan.
7.  Gunting kertas tersebut mengikuti garis potongan. Bagian kertas kearah belakang, lalu rekatkan pada rangka dengan menggunakan isolasi.
8.  Untuk keseimbangan, tambahkan ekor dari tali atau benang sepanjang sekitar 1 meter, ikatkan pada bagian bawah layang-layang. Tambahkan guntingan kertas untuk memperindah.
9.      Buatkan lubang di tengah-tengah layangan (dekat dengan tempat penyilangan bambu rangka) masukkan tali atau benang layangan ke lubang dan ikatkan ke titik persilangan, lalu ikatkan ujung yang lain ke ujung bawah rangka layangan (panjang tali sekitar 90 cm)
10.  Layang-layang sudah siap diterbangkan di lapangan bersama teman-teman.

Mudah bukan cara membuatnya?
Selamat mencoba J

Sumber:
Pengalaman Pribadi

Ospek


Ospek
Saat ini, mulai ada perubahan kebiasaan di kampus-kampus dalam kegiatan penerimaan mahasiswa baru (maba). Perubahan kebiasaan dimaksud, yakni menyangkut program pengenalan kampus yang lazim disebut orientasi studi pengenalan kampus (ospek). Pelaksanaan ospek sudah bertahun-tahun berlangsung. Kegiatan yang lebih mengarah ke bentuk perpeloncoan tersebut mulai di tinggalkan. Sebagai gantinya, para mahasiswa senior bersama-sama institusi kampus menyelanggarakan kegiatan ospek dengan pola yang lebih bermakna, seperti mengenal diri  mahasiswa, kegiatan sosial, pemahaman realita bangsa, dan visi terhadap Indonesia.
Terhadap perubahan program ospek tersebut, rasanya patut di syukuri mengingat cara-cara lama yang di terapkan berbentuk perpeloncoan oleh mahasiswa senior terhadap mahasiswa junior, ada kalanya hanya mendatangkan petaka. Hal itu dapat dilihat pada pengalaman-pengalaman lalu. Banyak korban berjatuhan bahkan sampai kehilangan nyawa.
Selama bertahun-tahun, kebiasaan itu sulit di ubah. Mereka yang terlibat di dalamnya selalu memiliki dalih sebagai pembenaran terhadap program yang mereka jalankan. Dalih yang di kedepankan, selain menjalankan tradisi, adalah upaya membangun kedisiplinan, wahana mempererat kebersamaan antar sesama mahasiswa baru, juga agar maba mengenal para seniornya. Ketika kegiatannya membawa korban (akibat hukuman fisik), mereka berdalih itu hanya kegiatan perkenalan semata dan tidak bisa dianggap bahwa ospek berbentuk perpeloncoan adalah buruk.
Akan tetapi, kini semakin ada kejelasan bahwa pola ospek mulai berubah. Semula, ada  hubungan subjek-objek kemudian menjadi subjek-subjek, yakni ada kesetaraan sama-sama tengah belajar. Pola subjek-objek yang lebih bersifat satu pihak berdiri sebagai kekuatan dan pihak yang lain tidak lebih sebagai sasaran kekuatan, atau lebih tegasnya, satu pihak mengidentikkan diri sebagai senior dan kelompok lain harus menjadi junior mulai di tanggalkan.
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan alasan menguji mental, menempa kekuatan fisik, sumpah serapah, atau dengan mengenakan atribut lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang menolaknya. Bagi para orangtua misalnya disamping bangga dan bahagia sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos dan biaya sehari-hari bagi mereka yang bersal dari luar kota. Jika di bebani lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin menumpuk. Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.
Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambahkan lagi dengan kekerasan lain.

Sumber: Pikiran Rakyat, 31 Agustus 2007