Resensi Novel 5 cm
Identitas Buku:
Judul
Buku : 5 cm
Penulis : Donny
Dhirgantoro
Penerbit : PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2005 (Grasindo)
Cetakan
dan Tahun Terbit : Cetakan Pertama:
Mei 2005
Cetakan keduapuluh: Desember 2011
Cetakan ketigapuluh: Mei 2013
Cetakan ketigapuluh satu: September 2013
Cetakan ketigapuluh dua: Februari 2014
Cetakan ketigapuluh tiga: Agustus 2015
Jumlah
Halaman : 381 Halaman
Harga : Rp
58.500,00
Sinopsis Buku
Novel
ini menceritakan tentang perjalanan 5 orang sahabat yakni Arial, Riani, Zafran,
Ian, dan Genta. Mereka yang pada dasarnya adalah anak baik-baik yang suka film,
musik, chatting, ngobrol, suka nyela Primus, dan suka khilaf. Semuanya
suka film, mulai dari film Hollywood, film-film Indonesia. Mereka nggak suka
sama film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia
pasti ada jalan keluarnya, hanya jalan keluarnya itu bukan dengan joget. Satu
lagi film yang mereka nggak suka yaitu film-film silat karena tak satu pun di
antara mereka yang bisa olahraga bela diri. Karena mereka percaya bahwa
pembelaan diri yang paling ampuh di dunia adalah dengan ngeles dan bilang “maaf
saya lagi khilaf..”
Lima
orang sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka
adalah:
Arial
sosok yang paling ganteng di antara mereka. Badannya gede dan kulitnya hitam,
ke mana-mana selalu pakai sepatu basket. Tinggi dan gede, pokoknya sporty deh.
Arial orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan
karena cuma
dia yang bisa tenang, pembawaannya banyak senyum dan jarang khilaf.
Riani
merupakan satu-satunya wanita di kelompok itu. Riani pakai kacamata, cantik,
cerdas, dan seorang N-ACH (Needs of
Achievement) sejati. Riani adalah seorang aktivis kampus. Siapa saja dan
apa saja di debatnya, soalnya dia banyak baca dan banyak belajar.
Zafran
merupakan seorang penyair yang selalu bimbang. Zafran adalah orang yang akan
bilang apa aja yang dia mau bilang, agak saklek tapi kocak kalau dia udah
ketemu sama Riani. Badan zafran kurus dengan potongan rambut yang gondrong
samping dan depan aja.
Ian salah
satu dari mereka yang memiliki postur badan yang bengkak. Ian salah satu
penganut sekte 4-4-2 yang sangat fanatik. Apa saja tentang bola dia tahu dan
kebanyakan dia ngabisin waktu buat bola, tapi anehnya dia gak pernah diajak
main bola karena dia memang nggak bisa main bola. Dia juga penggemar Happy
Salma.
Genta
selalu dianggap oleh teman-temannya sebagai “The Leader”. Genta hampir sama
persis dengan Riani. Genta merupakan aktivis kampus, dengan badan agak gede dan
rambut agak lurus berjambul, dia juga berkacamata tapi kacamatanya jarang
dipakai, dia juga seorang asisten dosen favorit di kampus. Tidak ada yang tahu
bahwa Genta adalah fans berat Riani.
Lima
orang sahabat ini sudah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah
sahabat yang kompak, memiliki obsesi dan impian masing-masing, mereka selalu
pergi bersama dan ketemu setiap saat. Suatu ketika mereka merasa jenuh dengan
aktivitas yang mereka lakukan bersama. Sehingga mereka memutuskan untuk tidak
ketemuan, tidak nongkrong bareng, tidak kemana-mana bareng, dan tidak
berkomunikasi dulu selama tiga bulan dan akan bertemu kembali tanggal 14
Agustus. Tanggal 7 Agustus nanti Genta akan kasih tau Planningnya lewat SMS di
mana mereka akan bertemu untuk merayakan pertemuan mereka setelah tiga bulan.
Waktu
berjalan begitu cepat. Genta sibuk dengan Event Organizernya dan kesuksesan
dalam menjalankan usahanya itu tercapai. Ian yang udah putusin skripsinya mau PDKT
lagi sama skripsinya. Hingga akhirnya dia lulus dengan usaha dan kerja keras
yang begitu panjang dan melelahkan. Arial yang akhirnya bisa menemukan gadis
pujaan hatinya. Riani yang dalam satu bulan magangnya dia sudah bisa pegang
liputan. Semua bayang-bayang wajah sahabatnya sangat mereka kangenin pada waktu
itu.
Seperti
yang sudah Genta bilang bahwa tanggal 07 Agustus nanti dia akan kasih planning
melalui SMS yang isinya:
Selamat
pagi semuanya gw kangeeeeen banget sama kalian semua, sumpah! Tanggal 14
Agustus nanti kita ketemu di stasiun kereta api senen jam 2 siang. Terus kalau
ada acara dari tanggal 14-20 Agustus lo batalin dulu yaa. Please... ini yang
harus di bawa kalau gak ada minjem ya kan ada waktu seminggu: Carrier, baju
anget yang banyak, senter dan batere, makanan dan snack buat 4 hari, kacamata
item, betadine, obat, sendal sepatu. Kalau bisa mulai hari ini olahraga kecil-kecilan,
apalagi buat Ian. Gitu aja ya. Sampai ketemu di stasiun senen jam 2. Genta yang
lagi kangen.
Send
to many. Sending....
Betapa
bahagianya mereka ketika mendapat SMS dari Genta yang artinya seminggu lagi
mereka akan bertemu, melepaskan segala rasa kangen yang mereka rasakan saat
itu. Tanggal 14 Agustus tiba. Power rangers ini sudah bertemu di stasiun senen.
Rasa kangen mereka lepaskan pada saat itu. Tidak hanya Arial, Riani, Zarfan,
Ian, dan Genta yang ingin merayakan pertemuannya itu tapi Arinda yang merupakan
saudara kembar Arial juga ikut bersama mereka merayakan pertemuannya dengan
sahabatnya. Setelah semuanya kumpul Riani tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan
yang dari tadi udah di tunggu-tunggu. “Kita sebenarnya mau kemana sih?”
Di
dalam kereta ekonomi MATARMAJA Genta menatap tajam ke teman-temannya ”kalau
kita nanti sampai di puncaknya, berarti kita berada di tanah paling tinggi di
Pulau Jawa.”
“Nama
puncaknya apa, Ta?
“Mahameru”
Kereta
ekonomi MATARMAJA sudah tiba di Stasiun Malang. Mereka mencarter sebuah angkot
yang mengantarkan mereka sampai Tumpang. Selanjutnya mereka melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan jip. Hampir sekitar sepuluh sampai lima belas orang bisa muat
berdiri berdesakan dalam jip, bahkan kadang-kadang ada yang harus duduk di atas
atap depan jip. Selama dalam perjalanan mereka disuguhkan pemandangan yang luar
biasa indahnya. Siapa saja yang melihatnya pada waktu itu pasti akan
terkagum-kagum dengan keindahannya.
Jip
yang mengantarkan mereka dengan pendaki lainnya sudah sampai di Ranu Pane. Ranu
Pane merupakan base camp awal
pendakian mahameru. Arial dan Genta memasang tenda untuk tempat mereka bermalam
nanti. Riani dan Dinda masak air panas untuk bikin kopi sama teh. Ian sama
Zafran coba cari sesuatu yang bisa di bakar, seperti ranting-ranting kecil atau
sampah kering.
Mereka
memulai perjalanan menuju Mahameru pukul lima pagi dari Ranu Pane. Mahameru
perlahan seperti muncul di antara kabut pagi dan langit biru. Angin dingin pagi
dan sejuk, menerpa mereka sampai kedalam dada. Mereka berhenti sebentar di
tempat tadi malam melepas Deniek. Serentak mereka memandang ke atas puncak
Mahameru dan memicingkan mata, lalu membentuk lingkaran-tertunduk dan berdo’a.
Mereka
menempuh perjalanan untuk sampai ke Mahameru memerlukan waktu yang lumayan
lama. Berbagai macam rintangan mereka hadapi untuk sampai ke puncak Mahameru.
Hanya beberapa langkah lagi mereka sampai di puncak. Genta tersenyum lepas.
Semuanya memandang satu sama lain. Setengah berlari mereka bergandengan
memasuki jalur akhir pendakian yang tinggal sepuluh meter lagi.
Tujuh
meter....
Lima
meter.....
Tiga
meter....
“Dan...
kita di Mahameru...”
Ke
enam anak manusia itu seperti melayang ketika mereka menjejakkan kaki di tanah
tertinggi di Pulau Jawa. Masih dengan bergandengan tangan mereka berputar-putar
di puncak Mahameru. Mata mereka seakan tidak mau terpejam menikmati pemandangan
yang begitu luar biasa. Sepilas bayang-bayang perjalanan mereka lewat satu-satu
di depan mata mereka. Matarmaja, Lempuyangan, hutan jati antara Madiun dan
Nganjuk, Angkot Mas Gembul, perjalanan di ajas jip menyapa Bromo dan padang
pasirnya, Ranu Pane, keajaiban hati yang mereka tinggalkan di Ranu Kumbolo,
padang ilalang, edelweis, Kalimati,
Arcopodo, surat dari Deniek untuk Adrian, Arial yang nggak kenal menyerah,
hujan batu, Dinda dan Ian yang tergeletak, teriakan Zafran yang membelah langit
memanggil nama Ian. Tidak terasa mata mereka berkaca-kaca. Keyakinan dan tekad
mereka telah mengalahkan segalanya.
Di
puncak Mahameru para pendaki tampak berbaris teratur. Di depan barisan
tertancap tiang bendera bambu yang berdiri tinggi sendiri dengan latar belakang
kepulan asap Mahameru dan langit biru. Tiga orang pendaki tampak berbaris,
mendekati tiang bendera. Suara tali yang menggerek bendera di tiang bambu itu
terdengar jelas. Hingga akhirnya Sang Dwi Warna melebar gagah terbentang.
Seluruh pendaki serentak memberi hormat dalam keheningan, suara gesekan pakaian
mereka saat memberi gerakan menghormat terdengar serempak.
Indonesia
Raya berkumandang di puncak Mahameru.
Kelebihan dan Kekurangan Buku
Kelebihan Novel 5 cm:
Ceritanya
sangat menarik, menggunakan bahasa yang mudah di mengerti, alur cerita yang
tidak membosankan sehingga para pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman
terakhir. Pesan moral yang di sampaikan di dalam novel 5 cm sangat baik, sehingga
memotivasi para pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuatnya menjadi
nyata.
Novel
5 cm ini penuh dengan dialog-dialog yang filosofis dan berisi kisah-kisah yang menginspirasi. Ide dalam membuat novel
ini cukup menarik yakni tentang persahabatan, impian, harapan dan cita-cita.
Penulis
juga sepertinya punya pengetahuan yang luas tentang lirik lagu, film,
artis-artis Hollywood, sampai ke filsafat-filsafat Yunani Kuno, dan orang
terkenal lainnya (Plato, Socrates, Einstein, dan lainnya). Satu hal yang menarik ketika si Ian berbicara dengan
komputernya untuk memaksakan diri menulis skripsi. Penulis benar-benar hebat
bisa membuat suasana hidup dan seolah komputer itu menjadi sebuah makhluk yang
benar-benar hidup. Kehebatan penulis juga terlihat sekali
saat menggambarkan dengan detail perjalanan dari Jakarta (stasiun Senen) hingga sampai puncak Mahameru.
Kekurangan Novel 5 cm:
Cerita
akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antar
sahabat tersebut di tambah dengan keturunan mereka masing-masing yang begitu
mewarisi sifat-sifat orang tuanya dan anak dari masing-masing sahabat ini
berumuran sebaya. Bahkan sempat mengungkit-ungkit kebobrokan negeri sendiri.
Tapi untungnya di akhir cerita penulis menemukan penekanan yang pas untuk
alasan kenapa kita cinta Indonesia.
Penilaian dan Kesimpulan
Penilaian
Penilaian saya mengenai
novel 5 cm merupakan novel yang benar-benar khas anak muda. Ceritanya keren,
kocak, seru, dan menyentuh. Pesan moral juga telah di sisipkan penulis dengan
cerdas pada bagian Sembilan 5 cm. Banyak kalimat-kalimat motivasi bertebaran di
dalamnya. Seperti yang nampak pada cover awal novel, 5 cm merupakan Buku
Indonesia Sepanjang Masa J
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya, kalau kita yakin sama
sesuatu, kita cuma harus percaya, terus berusaha bangkit dari kegagalan, jangan
pernah menyerah dan taruh keyakinan itu di sini (letakkan telunjuk di depan
kening), taruh mimpi itu di sini (letakkan telunjuk di depan kening), juga
keinginan dan cita-cita kamu. Semua keyakinan, keinginan, dan harapan kamu
taruh di sini (letakkan telunjuk di depan kening) jangan menempel di kening.
Biarkan dia menggantung…
Mengambang….
5 cm di depan kening kamu.
Jadi dia tidak akan pernah
lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari,
kamu lihat setiap hari, dah percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya,
bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percaya sama keinginan itu dan kamu
tidak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu
akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita,
keyakinan diri.
Biarkan keyakinan kamu, 5
centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Sehabis itu yang kamu
perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan
berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lama lebih dari
biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang
seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari
biasanya, serta mulut yang akan selalu berdo’a.
Dan kamu akan selalu
dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma
seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan di kenang sebagai seorang yang
percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan
orang yang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh
keadaan. Tapi seseorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi keajaiban
cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan
angka berapa pun. Dan kamu tidak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan
terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya. Percaya pada 5
centimeter di depan kening kamu.
Sumber:
Novel
5 cm